Perang yang pernah melanda
Bosnia-Herzegowina akan menjadi tema pelajaran sekolah. Ahli pendidikan Jerman
membantu proyek buku sejarah tentang konflik bersenjata.
Tidak mudah bicara tentang perang. Tapi di kawasan yang pernah
dilanda konflik berat, hal itu cukup penting. Institut Georg Eckert dari
Braunschweig, Jerman, membantu para guru di Bosnia-Herzegowina membahas
masalah perang di sekolahnya. Institut ini mengembangkan buku pelajaran tentang
perang yang pernah melanda Bosnia, Serbia dan Kroasia.
"Bagaimana saya bisa menerangkan geografi dan perbatasan
negara, tanpa membicarakan tentang perang?", kata Sibela Jevtic, guru
sekolah di Banja Luka, Bosnia-Herzegowina. Ia sendiri mengalami masa perang.
Ayahnya dulu berperang untuk Serbia, sedangkan pamannya berjuang untuk Kroasia.
"Saya menceritakan kepada murid-murid pengalaman saya",
tutur Jevtic. "Perang bukan hanya hitam putih", tambahnya. Sekalipun
hampir semua orang punya pengalaman pahit, mereka jarang membicarakannya.
Padahal ini sangat penting. Institut Georg Eckert membantu menyediakan buku
pelajaran tentang masa perang saudara.
Buku Sekolah Tentang Perang
Institut Georg Eckert tahun 1990-an pernah melaksanakan proyek
buku sekolah tentang konflik dan perang di Afrika Selatan. Saat ini, sudah ada
buku sejarah untuk anak-anak sekolah Israel dan Palestina. Tapi baik Israel
maupun Palestina belum mengijinkan pemakaian buku itu.
"Bahwa Israel dan Palestina bekerjasama untuk membuat buku,
itu saja sudah sebuah keberhasilan", kata Georg Stöber, ahli sejarah dan
pendidikan dari Institut Georg Eckert. Dia membawahi divisi "Konflik dan
Buku Pelajaran Sekolah".
Tidak mudah membuat buku sejarah tentang perang. Sebab pihak-pihak
yang bertikai punya prasangka maupun sejarah penderitaan. Pada awal proyek,
peserta dari Bosnia, Serbia dan Kroasia tidak mau berbicara satu sama lain dan
hanya berkumpul dalam kelompoknya sendiri. Tapi lama kelamaan, mereka melihat
dirinya secara profesional sebagai guru dan peneliti, bukan sebagai orang
Bosnia atau Serbia, kata Stöber.
Fakta Berbeda Tentang Perang
Proyek di Bosnia Herzegowina baru bisa dimulai tahun 2008, kata
Katarina Batarilo-Henschen, koordinator proyek ini. Ia menceritakan, pada
awalnya bahan-bahan yang digunakan dalam pelajaran bukan tentang hal-hal
kontroversial seperti pembantaian di Srebrenica. Melainkan kisah
sehari-hari, misalnya bagaimana sulitnya membeli bahan makanan di masa perang.
Terutama guru dari kalangan tua punya kesulitan menceritakan kisah
perang dari berbagai sudut pandang. Karena banyak guru masih terpengaruh gaya
mengajar pada era komunis. Mereka hanya menceritakan versi sejarah yang mereka
anggap benar, dan tidak mau mengambil cerita dari berbagai sumber. Padahal,
fakta perang berbeda-beda, tergantung dari sudut pandang penceritanya. Sampai
sekarang, kawasan Kosovo masih dijaga oleh pasukan
internasional karena masih terjadi pertikaian etnis.
Buku pelajaran tentang perang yang sekarang dibuat memuat
fakta-fakta yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Ini adalah cara terbaik
untuk mempelajari sejarah, tutur Melisa Foric. Ia sendiri masih mengalami masa
perang di Sarajevo sebagai anak-anak. Sekarang dia ikut menyusun buku pelajaran
sejarah tentang perang dan konflik di Bosnia-Herzegowina.
0 komentar:
Posting Komentar